Kenyamanan Termal Menurut ASHRAE (1989)
Kenyamanan termal baik di dalam
maupun di luar bangunan dibutuhkan tubuh agar dapat beraktivitas dengan baik.
Tingkat kenyamanan sangat bergantung pada variabel iklim, seperti radiasi
akibat paparan matahari, suhu udara, kelembaban udara, dan juga kecepatan angin
di sekitar bangunan. Computational fluid dynamic (CFD) merupakan salah satu
metode yang bisa digunakan untuk menentukan tingkat kenyamanan termal dalam
suatu bangunan berdasarkan beberapa variabel tersebut.
Meningkatnya suhu bumi akibat
pemanasan global mengakibatkan manusia di berbagai negara memiliki
kecenderungan untuk menciptakan berbagai rekayasa pengkondisian udara guna
memperoleh temperatur ruangan yang nyaman.
Computational Fluid Dynamics
(CFD) merupakan sebuah perangkat lunak yang sering digunakan untuk memprediksi
dan menganalisis secara kuantitatif aliran fluida, perpindahan panas, transfer
fenomena dan reaksi kimia. Analisis aliran fluida dalam suatu sistem
menggunakan program CFD merupakan analisis numerik dengan kontrol volume sebagai
elemen dari integrasi persamaan - persamaan, yaitu persamaan keseimbangan
massa, momentum dan energy.
Setiap analisis masalah dengan
CFD didefinisikan sebagai kondisi awal dan kondisi batas. Oleh karena itu,
pengguna CFD sebaiknya memahami dasar-dasar dari penentuan kondisi-kondisi
tersebut beserta peranannya. Hal yang paling mendasar mengapa konsep CFD
(software CFD) sangat banyak digunakan di dalam industri adalah karena program
CFD dapat melakukan analisa terhadap suatu sistem dengan cepat dan akurat sehingga
dapat menghemat banyak biaya serta waktu yang diperlukan untuk melakukan
eksperimen. Dalam arti lain, program CFD dapat membuat tahap desain engineering
menjadi lebih singkat.
Hal lain yang mendasari
penggunaan metode CFD adalah dapat memahami lebih dalam masalah yang sedang
dianalisis serta mampu memahami karakteristik aliran fluida dengan melihat
hasil berupa grafik, vektor, kontur dan bahkan animasi dengan lebih detail dan
akurat.
Untuk menciptakan kenyamanan
termal pada suatu ruang, dibutuhkan sebuah penelitian computational fluid
dynamics (CFD) mengenai kinerja bukaan jendela serta pengaruhnya terhadap
kenyamanan termal yang kemudian berlanjut pada solusi desain bukaan jendela
yang sesuai untuk kebutuhan tersebut.
Menurut ASHRAE (American society
of heating, refrigerating and air conditioning engineers, 1989), kenyamanan
termal merupakan kondisi dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan suhu
lingkungannya, yang apabila digambarkan maka seseorang tidak merasakan suhu
udara terlalu panas maupun terlalu dingin.
1. Suhu Udara
Suhu udara merupakan faktor utama dari kenyamanan termal walaupun hal ini tergantung pada ciri perasaan subjektif dan kenyamanan berperilaku setiap individu. Standar kenyamanan termal untuk kategori hangat nyaman menurut SNI 03-6572-2001 adalah 25,8 ℃ – 27,1 ℃.
Ansys CFD |
Kelembaban udara relatif untuk daerah tropis menurut SNI 03-6572-2001 adalah sekitar 40% - 50%. Untuk ruangan yang memiliki kapasitas padat seperti ruang pertemuan, kelembaban udara relatif yang dianjurkan adalah antara 55%-60%.
3. Kecepatan Angin
Kecepatan udara yang baik menurut SNI 03-6572-2001 adalah 0,25 m/s. Kecepatan udara tersebut dapat dibuat lebih besar dari 0,25 m/s tergantung dari kondisi suhu udara kering dalam ruang.
Ansys CFD |
Radiasi matahari mempunyai pengaruh yang besar terhadap sensasi termal.
5. Insulasi Pakaian
Jenis dan bahan pakaian yang digunakan oleh individu dapat berpengaruh terhadap kenyamanan termal. Manusia dapat memilih dan menentukan jenis pakaian yang dikenakan sesuai kondisi lingkungan sekitar.
6. Aktivitas
Segala aktivitas yang dilakukan manusia akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan metabolisme tubuh. Semakin tinggi metabolisme tubuh maka semakin besar panas atau termal yang dihasilkan.
0 komentar: